Jumat, 05 November 2010

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

A. Hakikat Penelitian Tindakan Kelas
a. Pengertian PTK
PTK berkembang dari penelitian tindakan (action research) yang dapat diartikan sebagai suatu bentuk penelitian reflektif dan kolaboratif yang dilakukan oleh peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran praktik social mereka.
Arti PTK itu sendiri adalah proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perilaku tersebut.

b. Tujuan dan Karakteristik PTK
a) Tujuan PTK
Menurut Grundy dan Kemmis (1982) tujuan penelitian tindakan meliputi tiga hal, yaitu:
1. Peningkatan Praktik
Pada umumnya, tujuan penelitian adalah untuk menemukan atau untuk menggeneralisasikan sesuatu terlepas dari kebutuhan dan tuntunan masyarakat pada umumnya. Oleh karenanya, hasil sebuah penelitian kadang-kadang sulit untuk bisa diterapkan oleh para praktisi di lapangan
Hal ini berbeda dengan PTK, Masalah yang dikaji oleh peneliti adalah masalah yang dikaji oleh peneliti adalah masalah yang dirasakan oleh para praktisi misalnya, oleh guru ketika melakukan proses pembelajaran di dalam kelas dan tujuan yang ingin dicapai oleh PTK adalah untuk meningkatkan kualitas praktik di lapangan. Dengan demikian dalam pelaksanaannya guru terlibat secara langsung dari mulai merancang sampai melaksanakan PTK itu sendiri, terlepas dari siapa yang melaksanakan PTK itu.
2. Pengembangan Profesional
PTK adalah salah satu sarana yang dapat mengembangkan sikap professional guru. Melalui PTK guru akan selalu berupaya meningkatkan kemampuannya dalam pengelolaan proses pembelajaran. Guru akan selalu dituntut untuk mencoba hal-hal yang dianggap baru dengan mempertimbangkan pengaruh perubahan dan perkembangan sosial
3. Peningkatan situasai tempat praktik berlangsung
Guru yang professional dalam mengerjakan tugas mengajarnya, akan selalu memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan baru untuk meningkatkan kinerjanya, dan PTK adalah salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk menguji dan sekaligus memanfaatkan berbagai rekayasa teknologi untuk meningkatkan kualitas mengajarnya.
PTK tumbuh dari keinginan guru, bukan karena paksaan atau tugas dari atasannya, yaitu untuk menyelesaikan masalah praktis yang dihadapi dalam proses pembelajaran.
b) Karakteristik PTK
1. Tujuan utama PTK adalah peningkatan kualitas proses dan hasil belajar
2. Masalah yang dikaji dalam PTK adalah masalah yang bersifat praktis
3. Fokus utama penelitian adalah proses pembelajaran
4. Tanggung jawab pelaksanaan dan hasil PTK ada pada guru sebagai praktisi.
5. PTK dilaksanakan sesuai dengan program pembelajaran yang sedang berjalan.

c. Manfaat PTK
1. Manfaat PTK bagi Guru
PTK dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya
Melalui perbaikan dan peningkatan kinerja, maka akan tumbuh kepuasan dan rasa percaya diri yang dapat dijadikan sebagai modal untuk secara terus-menerus meningkatkan kemampuan dan kinerjanya.
PTK dapat berpengaruh terhadap guru lain
PTK dapat mendorong guru untuk memiliki sikap professional
Guru akan selalu mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Manfaat PTK bagi Siswa
Melalui PTK dapat mengurangi bahkan menghilangkan rasa jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran
PTK berpengaruh positif terhadap pencapaian hasil belajar siswa
3. Manfaat PTK bagi Sekolah
Guru-guru yang kreatif dan inovatif dengan selalau berupaya meningkatkan hasil belajar siswa, secara langsung akan membantu sekolah yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pendidikan untuk mendidik siswanya dan terbuka kesempatan bagi sekolah yang bersangkutan untuk maju dan berkembang.
4. Manfaat untuk Perkembangan Teori Pendidikan
PTK dapat menjembatani antara teori dan praktik, teori biasanya hanya dikonsumsi oleh para akademikus yang selalu berusaha untuk menjelaskan keterkaitan antara dua atau lebih variable. PTK bersifat kolaboratif antara setiap unsure yang berkepentingan termasuk kolaborasi antara guru dan orang LPTK, memiliki potensi untuk menerjemahkan teori yang bersifat konseptual ke dalam hal-hal yang bersiofat riil dan praktis.

d. Kelebihan dan Kekurangan PTK
a). Kelebihan PTK
PTK dilaksanakan oleh seorang saja akan tetapi dilaksanakan secara kolaboratif dengan melibatkan berbagai pihak.
Kerjasama merupakan cirri khas dalam PTK, memungkinkan dapat menghasilkan sesuatu yang lebih kreatif dan inovatif, sebab setiap yang terliobat memiliki kesempatan untuk memunculkan pandangan-pandangan kriitisnya.
Hasil atau kesimpulan yang diperoleh akan meningkatkan validitas dan realibilitas hasil penelitian.
Hasil yang diperoleh dapat secara langsung diterapkan oleh guru.
b). Kekurangan PTK
Keterbatasan yang berkaitan dengan aspek peneliti atau guru itu sendiri
PTK adalah penelitian yang berangkat dari masalah praktis yang dihadapi oleh guru, dengan demikian simpulan yang dihasilkan tidak bersifat universal yang berlaku secara umum
PTK adalah penelitian yang bersifat situasional dan kondisional

B. Mengapa Gurui harus melakukan Penelitian?
Guru merupakan faktor penting dalam menentukan kualitas pembelajaran. Ada empat wilayah kemampuan secara umum yang harus dimiliki guru, yakni:
1. Pemahaman tentang teori belajar dan perilaku siswa.
2. Pemahaman tentang berbagai sikap, seperti sikap terhadap profesi guru itu sendiri, sikap guru terhadap siswa, sikap guru terhadap teman sejawat dan terhadap orangtua, sikap guru terhadap materi pelajaran yang akan diajarkan.
3. Pemahaman tentang materi pelajaran atau bahan ajar yang harus diajarkan.
4. Pemahaman atau kemampuan tentang berbagai ketrampilan mengajar.
Sehubungan dengan hal itu, ada lima keputusan yang harus dilakukan guru untuk menjamin kualitas pembelajaran, diantaranya:
1. Setiap guru harus memutuskan tentang apa yang harus dipahami oleh setiap siswa yang akan diajarkan.
2. Menentukan tingkah laku bagaimana yang harus dilakukan siswa untuk menjamin pemahaman bahan ajar.
3. Menentukan staregi yang dapat memberikan pemahman belajar sesuai dengan gaya belajar siswa.
4. Setiap guru harus menentukan setiap pengaruh yang muncul sehubungan dengan strategi yang ditetapkan.
5. Setiap guru juga haru menentukan bagaimana cara menilai pengaruh atau dampak serta nilai yang dicapai setiap siswa.
Maka oleh karena itu, seorang guru harus melakukan PTK, karena PTK adalah untuk mengubah citra dn untuk meningkatkan keterampilan professional guru, seorang guru yang professional adalah guru yang selalu mengembangkan diri untuk memenuhi tuntunan dalam tugasnya sebagai pendidik, termasuk untuk menentukan dan mengambil keputusan yang sesuai dengan profesinya dan untuk melakukan PTK sebagai salah satu cara untuk meningkatkan cara mengajar.

C. Model-Model PTK
Model adalah abtraksi dunia nyata atau representasi peristiwa kompleks dari suatu system dalam bentuk naratif, matematis, grafis serta lambang-lambang lainnya. Model tertentu dapat dijadikan rujukan sekaligus pedoman dalam mengembangkan dan menerapkaan suatu kegiatan atau praktik.
Ada sejumlah model yang dapat diajaadikan rujukan dalam pelaksanaan PTK, yakni:
1. Model Kurt Lewin, menjelaskan bahwa ada 4 hal yng harus dilakukn dalam proses penelitian tindakan yakni perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
2. Model Ebbut, menjelaskan bahwa suatu tindakan harus dimulai dari adanya gagasan awal. Gagasan awal adalah do dorong oleh keinginan peneliti untuk melakukan suatu yang perbaikan proses untuk menghasilkan sesuatu yang lebih optimal.
3. Model Elliot, adalah model yang menekankan kepada proses untuk mencobakan hal-hal baru dalam proses pembelajaran.
4. Model Hopkins, pelaksanaan penelitian tindakan yang membentuk spiral yang dimulai dari merasakan adanya masalah menyusun perencanaan, melaksanakan tindakan, melakukan observasi, mengadakan refleksi, melakukan rencana ulang, melaksanakan tindakan dan seterusnya.
5. Model Siklus adalah model yang dimulai dari pelaksanaan refleksi awal yang dilanjutkan dengan mengadakan studi pendahuluan dan seterusnya dengan proses pelaksanaan tindakan melalui beberapa siklus.

D. Pola Pelaksanaan PTK
1. Pola Guru Peneliti
Pola ini memiliki peran penting baik dalam perencanaan maupun dalam pelaksanaan PTK. Tujuan yang ingin dicapai oleh pola guru peneliti adalah untuk memecahkan masalah praktis yang dihadapi oleh guru itu sendiri dalam proses pembelajaran. Untuk memperjelas masalah dan rancangan tindakan-tindakan yang perlu dilakukan, guru melakukan studi pendahuluan dengan mengkaji literatur dan mengadakan konsultasi dengan orang yang dianggap memiliki keahlian dalam bkidang pembelajaran, sedangkan untuk memperkaya bahan refleksi, guru meminta teman sejawat untuk ambil bagian observer, yakni mengobservasi tindakan yang dilakukannya serta mencari pengaruh yang ditimbulkan dari tindakan yang dilakukannya sebagai masukan dalam kegiatan refleksi.
2. Pola Kolaboratif
Pada pola ini biasanya inisiatif untuk melaksanakan PTK tidak dari guru, akan tetapi dari pihak luar yang berkeinginan untuk memecahkan masalah pembelajaran. PTK dirancang dan dilaksanakan oleh suatu tim yang biasanya terdiri atas, guru, kepala sekolah, dosen LPTK dan orang lain yang terlibat dalam tim peneliti. Guru berperan hanya sebagai anggota tim peneliti, yang berfungsi melaksanakan tindakan seperti yang dirancang o.leh tim peneliti.
3. Pola Penelitian Terintegrasi.
Pola ini guru sama sekali tidak terlibat dalam rancangan peneltian. Inisiatif dan masalah yang akan diteliti sepenuhnya berasal dari peneliti luar, tidak dari guru. Peran dan fungsi guru hanya sebatas melaksanakan tindakan.

E. Langkah-langkah Melakukan PTK
a. Rencana dan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Langkah-langkah dalam PTK merupakan satu daur atau siklus yang terdiri dari:
1. Merencanakan perbaikan,
2. Melaksanakan tindakan,
3. Mengamati, dan
4. Melakukan refleksi.
Untuk merencanakan perbaikan terlebih dahulu perlu dilakukan identifikasi masalah serta analisis dan perumusan masalah. Identifikasi masalah dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan pada diri sendiri tentang pembelajaran yang dikelola. Setelah masalah teridentifikasi, masalah perlu dianalisis dengan cara melakukan refleksi dan menelaah berbagai dokumen yang terkait. Dari hasil analisis, dipilih dan dirumuskan masalah yang paling mendesak dan mungkin dipecahkan oleh guru. Masalah kemudian dijabarkan secara operasional agar dapat memandu usaha perbaikan.
Setelah masalah dijabarkan, langkah berikutnya adalah mencari/ mengembangkan cara perbaikan, yang dilakukan dengan mengkaji teori dan hasil penelitian yang relevan, berdiskusi dengan teman sejawat dan pakar, serta menggali pengalaman sendiri. Berdasarkan hasil yang dicapai dalam langkah ini, dikembangkan cara perbaikan atau tindakan yang sesuai dengan kemampuan dan komitmen guru, kemampuan siswa, sarana dan fasilitas yang tersedia, serta iklim belajar dan iklim kerja di sekolah.
Pelaksanaan tindakan dimulai dengan mempersiapkan rencana pembelajaran dan skenario tindakan termasuk bahan pelajaran dan tugas-tugas, menyiapkan alat pendukung/sarana lain yang diperlukan, mempersiapkan cara merekam dan menganalisis data, serta melakukan simulasi pelaksanaan jika diperlukan.
Dalam melaksanakan tindakan atau perbaikan, observasi dan interpretasi dilakukan secara simultan. Aktor utama adalah guru, namun guru dapat dibantu oleh alat perekam data atau teman sejawat sebagai pengamat. Agar pelaksanaan tindakan sesuai dengan kaidah PTK, perlu diterapkan enam kriteria berikut.
1. Metodologi penelitian jangan sampai mengganggu komitmen guru sebagai pengajar.
• Pengumpulan data jangan sampai menyita waktu guru terlampau banyak.
• Metodologi harus reliabel (handal) hingga guru dapat menerapkan strategi yang sesuai dengan situasi kelasnya.
• Masalah yang ditangani guru harus sesuai dengan kemampuan dan komitmennya.
• Guru harus memperhatikan berbagai aturan (etika) yang berkaitan dengan tugasnya.
• PTK harus mendapat dukungan dari masyarakat sekolah.

b. Observasi, Analisis Data, Tindak Lanjut, dan Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Pengumpulan data dalam PTK dapat dilakukan dengan berbagai teknik seperti: observasi, catatan harian, rekaman, angket, wawancara, serta analisis dokumen hasil belajar siswa.
Tahap observasi dan interpretasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan perbaikan. Selain untuk menginterpretasikan peristiwa yang muncul sebelum direkam, interpretasi juga membantu guru melakukan penyesuaian. Observasi yang efektif berlandaskan pada lima prinsip dasar yaitu:
(1) Harus ada perencanaan bersama antara guru dan pengamat,
(2) Fokus observasi harus ditetapkan bersama,
(3) Guru dan pengamat harus membangun kriteria observasi bersama-sama,
(4) Pengamat harus memiliki keterampilan mengobservasi, dan
(5) Observasi akan bermanfaat jika balikan diberikan segera dan mengikuti berbagai aturan.
Ada empat jenis observasi yang dapat dipilih, yaitu: observasi terbuka, observasi terfokus, observasi terstruktur, dan observasi sistematik. Observasi yang bertujuan memantau proses dan dampak perbaikan dilakukan dengan mengikuti tiga langkah yang merupakan satu siklus yang selalu berulang, yaitu: pertemuan pendahuluan (perencanaan), pelaksanaan observasi, dan diskusi balikan. Agar ketiga tahap ini berlangsung efektif, hubungan guru dan pengamat harus didasari saling mempercayai, fokus kegiatan adalah perbaikan, proses tergantung dari pengumpulan dan pemanfaatan data yang objektif, guru didorong untuk mengambil kesimpulan, setiap tahap observasi merupakan proses yang berkesinambungan, serta guru dan pengamat terlibat dalam perkembangan profesional yang saling menguntungkan.
Selain melalui observasi, data mengenai pembelajaran dapat dikumpulkan melalui catatan/laporan harian guru, catatan harian siswa, wawancara (antara guru dan siswa, pengamat dan siswa, serta pengamat dan guru), angket, dan telaah berbagai dokumen.
Analisis data dilakukan dengan menyeleksi dan mengelompokkan data, memaparkan atau mendeskripsikan data dalam bentuk narasi, tabel, dan/atau grafik, serta menyimpulkan dalam bentuk pernyataan. Berdasarkan hasil analisis dilakukan refleksi, yaitu renungan atau mengingat kembali apa yang sudah berhasil dikerjakan, mengapa berhasil. Berdasarkan hasil refleksi, guru melakukan perencanaan tindak lanjut, yang dapat berupa revisi dari rencana lama, atau baru sama sekali.

F. Menyusun Proposal dan Menyusun PTK
a. Menyusun Proposal
Komponen-komponen yang harus termuat dalam proposal penelitian, adalah sebagai berikut:
1. Judul penelitian
2. Latar belakang masalah
3. Rumusan masalah
4. Pemecahan masalah
5. Tujuan penelitian
6. Manfaat penelitian
7. Kajian teori
8. Hipotesis tindakan
9. Rencana dan prosedur penelitian
10. Jadwal penelitian
11. Rencana anggaran (kalau dianggap perlu)
12. Daftar pustaka
b. Menyusun PTK
Komponen-komponen yang harus termuat dalam penyusunan PTK, adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Kerangka Pemikiran
F. Hipotesis Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III PROSEDUR PENELITIAN
A. Perencanaan Penelitian, meliputi:
1. Metode Penelitian
2. Lokasi dan Subjek Penelitian
3. Teknik dan Instrumen Penelitian
B. Pelaksanaan Penelitian
C. Analisis Data Penelitian
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan Hasil Penelitian
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

1 komentar:

  1. Terimakasih telah berbagi ilmu PTK-nya. Semoga Alloh SWT. menambah ilmu anda. amin.

    BalasHapus